Menilik Gerak IHSG di Tengah Putusan Suku Bunga AS dan Domestik

Img AA1LcnXw

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pelaku pasar akan mencermati keputusan suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat yaitu The Federal Reserves (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) pada pekan ini. 

Mengutip Trading Economics, konsensus pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuannya menjadi 4,25%. Sementara itu, BI diproyeksi mempertahankan suku bunga di level 5,00%.

Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,00%. 

Menurutnya, keputusan ini sejalan dengan langkah BI yang sudah cukup agresif memangkas suku bunga sejak dimulainya siklus pelonggaran moneter pada September 2024 hingga Agustus 2025, dengan total penurunan mencapai 125 bps. 

Kebijakan ini juga dinilai menjadi sentimen positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

IHSG Berpotensi Lanjut Menguat Pada Selasa (16/9), Intip Saham Pilihannya

“Saya rasa tren IHSG masih bisa positif, meskipun memang rawan koreksi setelah mencatatkan kenaikan selama 4 hari berturut-turut,” kata Rully kepada Kontan, Senin (15/9).

Ia juga menyoroti aliran dana asing yang kembali masuk dalam jumlah cukup besar pada perdagangan hari ini. Terlihat pada perdagangan Senin (15/9), net foreign buy mencapai Rp 1,05 triliun di keseluruhan pasar.

Aliran dana asing yang cukup besar ini menjadi yang pertama dalam 13 hari terakhir, sejak merebaknya gejolak politik di Indonesia pada akhir Agustus lalu.

Sementara, Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan menilai jika kedua bank sentral tersebut mengambil langkah sesuai perkiraan konsensus maka kombinasi ini akan menjadi sentimen positif bagi pasar. 

Dari sisi global, biaya pendanaan akan lebih murah, nilai dolar AS berpotensi melemah, dan dapat mendorong masuknya aliran dana asing ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

“IHSG bisa dapat dorongan tambahan, apalagi kalau sentimen politik dalam negeri juga lebih kondusif,” kata Felix kepada Kontan, Senin (15/9/2025).

Namun, jika The Fed justru menahan suku bunga, dampaknya akan lebih beragam. Investor kemungkinan memilih bersikap wait and see dan risiko aliran dana asing keluar tetap terbuka, meski suku bunga acuan BI tetap stabil memberi pegangan untuk pasar domestik.

“Aliran dana asing arahnya memang masih fluktuatif. Potensi inflow terbuka kalau The Fed kasih sinyal dovish lebih lanjut, tapi investor asing juga masih sensitif dengan isu politik dan fiskal di dalam negeri. Jadi meski ada peluang masuk, derasnya arus mungkin belum akan konsisten,” tambahnya.

Fasilitas Baru Topang Kinerja Aneka Tambang (ANTM), Cek Rekomendasi Sahamnya

Felix juga memproyeksikan pergerakan IHSG punya peluang ditutup positif jika kombinasi sentimen global dan domestik mendukung pada pekan ini.

Ia memprediksi level support kuat  IHSG ada di kisaran 7.750–7.900, sementara resistance bisa diuji di 8.000. Apabila level psikologis ini ditembus, ada ruang menuju 8.050–8.100, tapi kalau gagal, konsolidasi di bawah 8.000 kemungkinan masih jadi skenario dominan.

Dari sisi sektoral, saham perbankan besar atau big banks dinilai masih menarik lantaran valuasinya relatif murah dibanding rata-rata historis Price to Book Value (PBV). Selain itu, sektor ini juga berpotensi menjadi penerima utama aliran dana asing.

Saham properti pun patut dicermati, mengingat penurunan suku bunga global dapat meningkatkan prospek permintaan di sektor tersebut.

You might also like