
MNCDUIT.COM JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berupaya memperkuat rantai pasok bisnis emas di dalam negeri. Hal ini demi mengantisipasi tingginya permintaan produk logam mulia di tengah tren kenaikan harga emas.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Aneka Tambang Arianto S. Rudjito mengatakan, salah satu langkah strategis yang ditempuh oleh ANTM adalah melakukan perjanjian jual beli emas batangan dengan PT Freeport Indonesia (PTFI). Lewat kerja sama ini, ANTM akan menyerap kurang lebih 30 ton emas batangan per tahun yang diproduksi di fasilitas pemurnian PTFI di Gresik, Jawa Timur.
Pada saat yang sama, PTBA juga menggarap proyek pabrik manufaktur pengolahan logam mulia yang juga berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Pabrik ini bernilai investasi sekitar Rp 1,1 triliun dan sedang dalam status pra konstruksi.
Kinerja Segmen Nikel Aneka Tambang (ANTM) Naik, Sumbang Laba Hingga Rp 3,53 Triliun
“Kami sedang melakukan pemilihan EPC untuk proyek di Gresik tersebut,” kata Arianto dalam paparan publik, Kamis (11/9/2025).
Nantinya, pabrik pengolahan logam mulia ANTM akan memiliki kapasitas sekitar 30 ton emas per tahun. Pabrik ini akan menghasilkan produk 5 juta batang dan koin emas yang dicetak di tiap tahun.
Arianto pun menganggap penguatan rantai pasok industri emas sangat penting bagi ANTM. Apalagi, hampir 78% pasokan emas ANTM berasal dari impor. Hanya 22% saja pasokan emas ANTM yang diperoleh dari dalam negeri, sebagian dari PTFI sebagai sister company emiten tersebut.
Dengan adanya perjanjian jual beli emas dengan PTFI yang dibarengi pengembangan pabrik pengolahan logam mulia, maka ANTM dapat mengurangi ketergantungannya terhadap impor emas.
“Ketersediaan emas dari rantai pasok domestik jadi kunci bagi kelangsungan usaha Antam ke depannya,” imbuh dia.
Selain memperkuat rantai pasok domestik, ANTM juga konsisten melakukan efisiensi seperti renegosiasi kontrak dengan pemasok dan optimalisasi aset demi menjaga margin bisnis emas tetap positif. Maklum saja, kendati harga emas terus melejit, ANTM tetap berhadapan dengan risiko kenaikan biaya produksi, inflasi, hingga volatilitas nilai tukar.
Sebagai catatan, ANTM membukukan produksi emas sebesar 14.082 ons troi pada semester I-2025, sedikit lebih rendah dari semester I-2024 sebesar 14.146 ons troi. Walau begitu, penjualan emas ANTM pada semester I-2025 mampu melonjak 84% yoy menjadi 942.178 ons troi.
Dari Efisiensi hingga Hilirisasi, Analis Beberkan Prospek Antam (ANTM) ke Depan
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, upaya ANTM yang mengandalkan pasokan emas batangan dari PTFI dan bersiap mendirikan pabrik pengolahan logam mulia baru tentu akan berdampak positif bagi emiten tersebut. Selain mengurangi impor, strategi tersebut juga akan menekan biaya produksi emas bagi ANTM.
“Tentunya ini juga menjadi wujud nyata ANTM dalam meningkatkan kinerja fundamentalnya,” kata Nafan, Kamis (11/9/2025).
Nafan juga meyakini, peluang ANTM untuk kembali mencetak kinerja operasional dan keuangan yang cemerlang sangat terbuka pada semester II-2025. Terlebih lagi, harga emas masih dalam tren positif dan terus memecahkan rekor.
Terlepas dari itu, Nafan menyarankan investor untuk wait and see terhadap saham ANTM karena secara teknikal tengah mengalami fase corrective wave.