
MNCDUIT.COM – JAKARTA. Setelah sempat menguat pada perdagangan Senin (8/9/2025), saham – saham emiten rokok dibuka merosot pada perdagangan hari ini Selasa (9/9/2025).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dibuka di level 9.792. Setelah itu, saham GGRM menurun hingga level 8.863 pada pukul 09.50 WIB. Sebelumnya, saham GGRM pada Senin (8/9) ditutup di level Rp 9.900 per saham.
Kemudian, saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) pada hari ini dibuka di level 635. Namun setelahnya menurun ke level 565 pukul 09.50 WIB. Padahal, pada Senin (8/9) saham HMSP ditutup di level Rp 630 per saham.
Berikutnya, saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) hari ini dibuka di level 935. Tapi setelahnya saham WIIM terpantau merosot ke level 811 pada pukul 09.45 WIB. Sebelumnya, pada Senin (8/9), saham WIIM ditutup di Rp 925 per saham.
Saham Emiten Rokok GGRM, HMSP, WIIM Kompak Melejit, Senin (8/9), Ada Apa?
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Noval Adib mengatakan, penggantian menteri keuangan kemarin memang paling banyak mendapat respons pasar.
Baik positif maupun negatif. Respons positif datan dari saham rokok yang naik melesat tinggi. Saham sampoerna (HMSP) naik 17%, gudang garam (GGRM) naik 12% dan wismilak (WIIM) naik 16%.
Menurut Noval, Sri Mulyani selama ini dikenal brutal dalam menaikkan cukai rokok. Tapi di saat yang sama pabrik rokok (legal) dibiarkan sendirian menghadapi serbuan rokok illegal. Akibatnya, banyak pabrik rokok legal yang megap-megap.
HMSP Chart by TradingView
“Makanya sektor rokok jadi girang ketika tahu Sri Mulyani diganti,” ujar Noval, Selasa (9/9).
Di sisi lain, Noval bilang, pengganti Sri Mulyani yaitu Purbaya Yudhi Sadewa mendapat respon negatif dari pasar. Saham – saham perbankan turun lumayan.
Harga Emas Cetak Rekor Baru, Saham Emiten Tambang Kompak Menguat Selasa (2/9/2025)
Sektor perbankan turun karena faktor pengganti Sri Mulyani sebagai orang pasar modal yang dikenal lebih kurang konservatif dibanding Sri Mulyani.
Noval menilai, Sri Mulyani dikenal sebagai figur yang sangat menjaga disiplin fiskal. Sedangkan pernyataan Purbaya yang sesumbar akan membuat pertumbuhan ekonomi 8% dalam waktu dekat itu mencerminkan akan adanya pelonggaran fiskal karena tercermin kebijakan yang ekspansif dan ambisius di situ.
“Ini diperkuat dengan pernyataannya bahwa dia jago di bidang ekonomi/memperbaiki kondisi ekonomi. Tersirat dia menyatakan bahwa Sri Mulyani tidak jago memperbaiki kondisi ekonomi,” jelas Noval.