Anggaran Negara Nol Rupiah? Menparekraf Tegaskan Soal Film Merah Putih

Img AA1KntFH

Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) secara tegas membantah telah mengucurkan anggaran negara untuk produksi film animasi “Merah Putih: One for All”. Klarifikasi ini disampaikan langsung oleh Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menyusul berbagai spekulasi mengenai pendanaan film tersebut.

Meskipun tidak ada kucuran dana, Teuku Riefky Harsya mengakui bahwa kementeriannya memberikan masukan substantif dan evaluasi terhadap film “Merah Putih: One for All” sebelum penayangannya. Menurutnya, proses evaluasi ini dipimpin oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar. Irene telah berdiskusi langsung dengan tim pembuat film dan menyampaikan pandangan pemerintah dalam proses tersebut.

“Namun, tidak ada anggaran kementerian kami satu sen pun dalam film tersebut,” tegas Teuku di Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu (17/8). Ia menambahkan bahwa keputusan seleksi sebuah film untuk tayang di bioskop sepenuhnya merupakan ranah manajemen bioskop, bukan intervensi pemerintah.

Secara terpisah, Irene Umar membenarkan bahwa dirinya pernah menerima tim produksi film animasi “Merah Putih: One for All” dalam sebuah audiensi. Namun, ia kembali menekankan bahwa pertemuan tersebut sebatas memberikan masukan. Dalam unggahan di laman Instagram pada Senin (11/8), Irene menjelaskan bahwa masukan yang diberikan mencakup aspek teknis seperti alur cerita, tampilan dan nuansa karakter, hingga trailer. “Ini selalu saya lakukan di setiap audiensi dengan semua pihak,” ujarnya, menunjukkan bahwa praktik ini merupakan bagian dari dukungan Kemenparekraf terhadap ekosistem ekonomi kreatif.

Irene juga mengapresiasi penayangan film animasi “Merah Putih: One for All” yang bertepatan menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 RI. Ia berpandangan bahwa setiap pelaku ekonomi kreatif memiliki kebebasan untuk menampilkan karya mereka, asalkan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Di tengah gelombang tudingan mengenai dugaan aliran dana pemerintah sebesar Rp 6,7 miliar, Produser film “Merah Putih: One for All”, Toto Soegriwo, tampil membantah keras tuduhan tersebut. Ia juga menyatakan kekecewaannya terhadap banyaknya tuduhan dan hujatan yang dialamatkan netizen kepadanya.

Melalui akun resmi media sosial X miliknya, pada Senin (11/8), Toto Soegriwo dengan lantang menyatakan, “Saya, Toto Soegriwo selaku produser, dengan tegas mengatakan bahwa tuduhan tersebut tidak benar dan merupakan fitnah keji.” Ia menegaskan tidak pernah menerima satu rupiah pun dari pemerintah maupun terlibat dalam tindakan korupsi terkait pembuatan film animasi ini.

Terlepas dari kontroversi pendanaan, Menteri Teuku Riefky Harsya menegaskan kembali komitmen Kemenparekraf dalam mendukung setiap pelaku ekonomi kreatif untuk berkarya. Ia berharap, setiap produk akhir dari proses kreatif dapat terus meningkat kualitasnya, sejalan dengan visi pemerintah untuk memajukan industri kreatif di Indonesia.

Ringkasan

Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) secara tegas membantah telah mengucurkan anggaran negara untuk produksi film animasi “Merah Putih: One for All”. Menteri Teuku Riefky Harsya menyatakan tidak ada dana kementerian yang dialokasikan sepeser pun. Meskipun tidak ada kucuran dana, Kemenparekraf melalui Wakil Menteri Irene Umar mengakui telah memberikan masukan substantif dan evaluasi teknis terhadap film tersebut, sebagai bagian dari dukungan terhadap ekosistem ekonomi kreatif.

Produser film, Toto Soegriwo, juga membantah keras tuduhan menerima aliran dana pemerintah sebesar Rp 6,7 miliar, menyebutnya fitnah keji dan menegaskan tidak pernah menerima uang dari pemerintah. Menteri Teuku Riefky Harsya menekankan bahwa keputusan penayangan film di bioskop sepenuhnya merupakan ranah manajemen bioskop, bukan intervensi pemerintah, sembari menegaskan kembali komitmen Kemenparekraf dalam mendukung setiap pelaku ekonomi kreatif untuk berkarya.

You might also like