Cara mengelola keuangan rumah tangga biasanya memang dipegang oleh seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari bergelut dengan berbagai urusan rumah tangga.
Seorang suami sebagai kepala keluarga biasanya fokus pada tugasnya mencari nafkah untuk keluarga, kemudian uang tersebut diserahkan pada istrinya sehingga seorang istri harus tahu cara mengelola keuangan rumah tangga.
Keuangan keluarga memang tidak sekompleks keuangan perusahaan maupun lembaga lainnya namun tetap penting sekali untuk tahu cara mengelola keuangan rumah tangga.
Tidak jarang, seorang ibu yang kesulitan untuk mengelola keuangan keluarga selalu mengeluh kurangnya uang nafkah yang diberikan oleh suami.
Padahal, jika tahu cara mengelola keuangan rumah tangga dengan tepat, uang gaji yang dikelola dengan tepat dapat memenuhi kebutuhan keluarga setiap harinya.
Ada beberapa metode atau cara mengelola keuangan rumah tangga, diantaranya Prinsip 50,30,20, seperti yang dikutip oleh channel Youtube Satu Persen-Indonesian Life School.
Prinsip mengelola keuangan dengan cara 50%, 30%, dan 20% pada dasarnya membagi pendapatan dengan tiga pos tersebut.
Pos pertama 50% pendapatan yang digunakan untuk kebutuhan dasar sehari-hari seperti kebutuhan makan, biaya listrik, bensin, pulsa internet, biaya pendidikan, dan lain-lain.
Pos kedua 30% dari pendapatan yang digunakan untuk membeli hal-hal yang diinginkan, seperti liburan keluarga, membeli gadget, dan lain-lain.
Pos ketiga, 20% dari pendapatan yang digunakan untuk menabung dan investasi.
Prinsip 50%, 30%, dan 20% ini pada dasarnya cara mengelola keuangan rumah tangga dengan cara menabung namun tetap menikmati kemewahan dalam hidup.
Hal itu dikarenakan, terkadang 90% pendapatan keluarga itu sering dihabiskan untuk kebutuhan dasar sehingga tidak ada pos untuk investasi dan membeli hal-hal yang diinginkan.
Untuk mengikuti prinsip ini, kita tidak boleh menghabiskan lebih dari 50% pendapatan kita untuk kebutuhan dasar. Cek tips berikut ini yang sudah dirangkum mncduit.co.id.
Prinsip 50/20/30 ini diperkenalkan oleh penulis Amerika Serikat bernama Elizabeth Warren dalam bukunya yang berjudul All Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan yang berisi tips mengelola keuangan dengan mudah dengan mengedepankan investasi dan hal-hal yang diinginkan.
Dalam bukunya, Warren membagi tiga pos anggaran keuangan 50/20/30, yaitu 50% untuk needs, 30% untuk wants, dan 20% untuk saving.
Warren membagi 50% pendapatan untuk pos needs yaitu kebutuhan mendasar seperti kebutuhan makanan dan minuman untuk keluarga, tagihan listrik, cicilan rumah, cicilan kendaraan, asuransi, biaya pendidikan, belanja kebutuhan harian dan bulanan seperti belanja sabun, sampo, sabun mencuci piring, sabun cuci baju, dan lain-lain.
Dengan begitu, pengeluaran untuk kebutuhan dasar tidak boleh lebih dari 50% sehingga bisa memotong kebutuhan dasar yang sebenarnya termasuk dalam pos wants, seperti makan di restoran mewah, ngopi di kafe, membeli pakaian saat diskon, dan pengeluaran konsumtif yang seringkali dianggap kebutuhan dasar.
Kita bisa melakukan pengeluaran untuk hal-hal tersebut dari pos wants sebesar 30% dari pendapatan, jika ternyata antara anggaran dan pengeluaran tidak seimbang, berarti ada yang harus dipotong.
Warren membagi 30%Â pendapatan untuk pos wants yaitu membeli hal-hal yang diinginkan tapi tidak penting dan esensial, seperti makan malam di restoran mewah, menonton bioskop, liburan, membeli gadget terbaru, pergi gym, dan lain-lain.
Untuk kebutuhan yang berdasarkan keinginan, kita bisa menunda atau menggantinya dengan cara yang lebih hemat.
Misalnya, alih-alih pergi menonton bioskop, lebih baik mengunduh film dan menonton bersama keluarga di rumah.
Alih-alih pergi ke gym, lebih baik berolahraga di rumah melalui video olahraga yang banyak diunggah di internet.
Seperti pergi liburan pun bisa diganti dengan liburan yang lebih hemat daripada pergi liburan ke tempat liburan yang sedang viral tapi memakan biaya akomodasi besar, lebih baik memilih tempat liburan dalam kota.
Pengeluaran untuk hal-hal yang diinginkan tidak boleh lebih dari 30%s sehingga kita bisa mengerem hal-hal yang kita inginkan karena ada batasan pos pengeluaran untuk keinginan.
Pos berikutnya dari 50/30/20 principle adalah pos menabung dan investasi yang dialokasikan 20% dari jumlah pendapatan.
Pos menabung dan investasi ini meliputi tabungan darurat, tabungan pendidikan anak, tabungan untuk investasi, tabungan untuk tujuan-tujuan finansial rumah tangga lainnya.
Latar belakang prinsip 50/30/20 ini dalam bukunya, Warren menyebutkan bahwa penduduk Amerika Serikat sangat buruk dalam menabung sehingga diperlukan rumusan yang mudah agar mudah menabung.
Ternyata prinsip 50/30/20 ini juga bisa diterapkan di negara kita bahkan dalam lingkup cara mengelola keuangan rumah tangga.
Mengelola keuangan rumah tangga dengan prinsip 50/30/20 ini bisa diterapkan walaupun pendapatan kita harian.
Misalnya pendapatan keluarga 100.000 sehari, bisa dibagi menjadi 50.000 untuk pengeluaran kebutuhan dasar, seperti membeli beras dan lauknya, bekal dan ongkos anak sekolah, bensin.
Untuk biaya yang harus dibayar bulanan seperti tagihan listrik, tagihan air, atau uang spp sekolah anka, bisa disisihkan setiap harinya melalui pos needs.
Misalnya dari uang Rp 50.000,00 untuk pos needs, sisa uang Rp 10.000,00 yang bisa disisihkan untuk tagihan bulanan.
Baca juga: Saldo Tipis? Begini Cara Memunculkan DANA PayLater Agar Tidak Telat Bayar Tagihan
Sisanya 30% dari pendapatan harian bisa dimasukkan dalam pos hal-hal yang diinginkan, jika ingin liburan keluarga, bisa disimpan uangnya terlebih dahulu setiap harinya untuk liburan akhir tahun.
Jika bisa menyimpan uang Rp30,000, 00 setiap hari untuk pos needs, tujuan finansial liburan keluarga akhir tahun bisa terlaksana.
Jangan lupa, untuk sedekah, infak, dan hal-hal di luar kebutuhan dasar itu diambil dari pos needs yang 30%.
Jadi jika ingin bersedekah bisa ambil dari uang Rp 30.000 yang dimasukkan dalam pos needs.
Terakhirnya, jangan lupa menabung sebanyak 20% dari pendapatan harian, jika pendapatan Rp100.000,00, berarti harus menyisihkan uang Rp 20.000,00 untuk menabung setiap harinya.
Cara mengelola keuangan rumah tangga dengan prinsip 50/30/20 tampak sederhana dan tidak ribet jika dipraktekkan dalam kegiatan perencanaan keuangan setiap harinya.
Dengan konsisten melakukan perencanaan keuangan dan anggaran keuangan dengan prinsip 5/30/20, keuangan keluarga akan lebih stabil, dan no bokek lagi di akhir bulan, karena selalu punya cadangan untuk semua pos pengeluaran.
Selain itu, dengan prinsip ini kita bisa mengerem pengeluaran yang tidak sesuai dengan pos-pos pengeluaran kita.
Oleh karenanya, cara mengelola keuangan rumah tangga dengan prinsip ini bisa dijadikan cara yang sederhana dan tepat dalam pengelolaan keuangan setiap harinya.
Tidak ada lagi kata pailit, no bokek akhir bulan, dan pastinya bisa punya dana untuk jalan-jalan bersama keluarga di akhir tahun.
Nah, itu cara mengatur keuangan rumah tangga dengan prinsip 50/30/20 no bokek akhir bulan dan bisa nabung yang bisa dipraktekkan oleh para bunda semua.