
Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, siap memaparkan sebuah terobosan signifikan kepada Presiden Prabowo Subianto: strategi deregulasi yang didukung penuh oleh kecerdasan buatan (AI). Inisiatif ambisius ini, menurut Luhut, diproyeksikan mampu menekan potensi kebocoran anggaran negara secara drastis.
Langkah ini tidak berdiri sendiri. Luhut menjelaskan bahwa implementasi AI dalam proses deregulasi akan terintegrasi langsung dengan Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik (OSS). Sebagai piranti lunak berbasis web, OSS berperan krusial sebagai gerbang utama informasi serta penyelenggaraan izin usaha berbasis risiko di Indonesia.
Mengenai kesiapan implementasi, Luhut mengungkapkan bahwa koordinasi intensif telah dilakukan bersama Menteri Investasi, Rosan P. Roeslani. “Kami sudah koordinasi dengan Menteri Investasi, Rosan P Roeslani untuk mengimplementasikan deregulasi dengan AI ini. Jadi program AI tersebut untuk mengolah semua dokumen yang masuk ke OSS,” jelas Luhut di kantornya, Rabu (13/8).
Jangkauan sistem ini pun luas, mencakup enam kementerian kunci yang telah terintegrasi melalui OSS. Kementerian-kementerian tersebut meliputi Kementerian Investasi, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Pertanian, menegaskan komitmen pemerintah dalam menciptakan ekosistem perizinan yang lebih terpadu.
Struktur OSS sendiri diperkuat oleh tiga subsistem utama: subsistem pelayanan informasi, subsistem perizinan berusaha, dan subsistem pengawasan. Luhut lebih lanjut menambahkan bahwa pemasangan AI dalam sistem OSS ini merupakan langkah konkret implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025, sebuah fondasi hukum yang mendasari transformasi digital ini.
Inisiatif pemasangan AI pada OSS ini dipercayakan kepada tim ahli yang sebelumnya sukses mengembangkan platform vital seperti Peduli Lindungi, Katalog Elektronik, dan Sistem Informasi Mineral dan Batubara. Keberhasilan proyek-proyek terdahulu memberikan keyakinan akan kapabilitas para pengembang. Mengenai capaian ini, Luhut menyampaikan rasa bangganya, “Jadi, kita harus bangga melihat negeri kita. Bahwa betul masih banyak masalah di sana-sini, tapi masalah tersebut tidak akan habis juga,” tegasnya.
Upaya deregulasi berbasis AI ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim investasi di Indonesia yang lebih kondusif. Sebelumnya, pada Maret 2025, Luhut bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah sepakat membentuk tim kajian khusus yang berfokus pada identifikasi dan eliminasi berbagai penghambat masuknya investasi, menunjukkan pendekatan komprehensif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Luhut Binsar Pandjaitan akan mempresentasikan strategi deregulasi berbasis kecerdasan buatan (AI) kepada Presiden Prabowo Subianto. Inisiatif ini bertujuan menekan potensi kebocoran anggaran negara dan akan terintegrasi dengan Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik (OSS). OSS adalah gerbang utama informasi dan penyelenggaraan izin usaha berbasis risiko di Indonesia. Luhut telah berkoordinasi dengan Menteri Investasi Rosan P. Roeslani untuk mengimplementasikan program AI yang akan mengolah semua dokumen yang masuk ke OSS.
Sistem OSS mencakup enam kementerian kunci, termasuk Kementerian Investasi dan Perhubungan, serta diperkuat tiga subsistem utama. Pemasangan AI pada OSS ini merupakan langkah konkret implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025. Tim ahli yang mengembangkan AI pada OSS sebelumnya sukses dengan Peduli Lindungi dan platform vital lainnya. Upaya deregulasi berbasis AI ini bertujuan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif di Indonesia.