Spin Off Fiber Optik Telkom

MNCDUIT.COM JAKARTA. Di bawah kepemimpinan manajemen baru, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tengah menyiapkan strategi besar: memisahkan (spin off) unit bisnis infrastruktur fiber optiknya, yang dikenal dengan nama Infranexia. Langkah ini diproyeksikan menjadi sumber pendapatan baru yang signifikan bagi Telkom.

Grup Telkom saat ini memiliki jaringan fiber optik sepanjang kurang lebih 180.000 kilometer. Bayangkan, itu setara dengan empat kali keliling bumi! Namun, selama ini aset raksasa tersebut masih terbatas penggunaannya untuk keperluan internal Grup Telkom.

Menurut Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Arthur Angelo Syailendra, spin off fiber optik ini menjadi agenda prioritas utama manajemen Telkom.

“Ini adalah agenda nomor satu kami untuk dieksekusi dengan tepat. Kami akan membangun tim manajemen yang solid dan mulai melakukan ekspansi ke berbagai daerah,” ungkap Angelo, pada Senin (11/8/2025).

Tak Hanya Telkomsel, Infranexia dengan Nilai Rp 150 Triliun Akan Menjadi Mesin Uang Baru TLKM. Potensi Infranexia sungguh menjanjikan.

Nantinya, seluruh aset fiber optik Grup Telkom akan dikelola secara terpusat oleh PT Telkom Infrastruktur Indonesia atau Infranexia. Lebih dari sekadar unit bisnis, Infranexia akan bertransformasi menjadi perusahaan independen yang mandiri.

Dalam tahap awal yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2025, diperkirakan antara 50% hingga 54% dari total aset senilai Rp 150 triliun akan dialihkan ke Infranexia. Angelo menargetkan bahwa seluruh proses transfer aset, 100%, akan rampung pada pertengahan tahun 2026.

Kinerja Telkom (TLKM) Lesu, Begini Rekomendasi Sahamnya

Setelah menjadi entitas terpisah, infrastruktur fiber optik ini akan dibuka untuk dimanfaatkan oleh pihak eksternal. Ini termasuk sekitar 1.300 penyedia layanan internet (ISP) yang beroperasi di Indonesia, serta perusahaan teknologi raksasa seperti Google dan Microsoft.

“Perusahaan teknologi seperti Google, Microsoft, dan lainnya sangat berkepentingan untuk menggunakan fiber connectivity guna menjangkau konsumen akhir,” jelas Angelo. Kebutuhan akan konektivitas berkecepatan tinggi terus meningkat, menjadikan infrastruktur ini sangat berharga.

Angelo mengklaim bahwa spin off unit bisnis infrastruktur fiber optik ini akan menjadi yang terbesar di Grup Telkom, setelah keberhasilan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel yang fokus pada pengelolaan aset menara telekomunikasi. Langkah ini diharapkan membawa dampak positif bagi pertumbuhan dan profitabilitas Telkom di masa depan.

Ringkasan

Telkom Indonesia sedang mempersiapkan pemisahan (spin off) unit bisnis infrastruktur fiber optik, Infranexia, sebagai sumber pendapatan baru. Saat ini, Telkom memiliki jaringan fiber optik sepanjang 180.000 km yang sebagian besar digunakan secara internal. Dengan spin off ini, aset fiber optik akan dikelola oleh Infranexia dan ditawarkan kepada pihak eksternal, termasuk ISP dan perusahaan teknologi besar.

Proses pemindahan aset diperkirakan selesai pada pertengahan tahun 2026, dimulai dengan pengalihan 50-54% aset senilai Rp 150 triliun pada akhir tahun 2025. Langkah ini diharapkan menjadi spin off terbesar di Grup Telkom setelah Mitratel dan memberikan dampak positif pada pertumbuhan serta profitabilitas perusahaan.

You might also like