BBRI: Investor Jumbo Bergerak, Saham BRI Siap Terbang?

Img AA1JM4uT

MNCDUIT.COM, JAKARTA— Pergerakan dinamis investor kakap pada saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi sorotan utama di perdagangan Jumat (1/8/2025), menyusul rilis kinerja keuangan bank BUMN tersebut sepanjang semester I/2025.

Data Bloomberg pada Jumat (1/8/2025) mengungkapkan bahwa sejumlah investor raksasa memilih untuk mengurangi kepemilikan saham mereka di BBRI. JP Morgan memimpin daftar divestasi dengan melepas 704,22 juta saham, meskipun masih menggenggam total 911,58 juta saham. Langkah serupa juga diambil oleh Nomura Holdings Inc., broker terkemuka asal Jepang, yang melepas 4,67 juta saham bank yang dikenal kuat menggarap segmen UMKM ini.

Namun, di sisi lain, beberapa investor global justru terpantau menambah muatan signifikan pada saham BBRI. Manulife Financial Corp., investor asal Kanada, mencatat pembelian 22,78 juta saham, sehingga kini total kepemilikannya mencapai 131,17 juta saham. Senada, Credit Agricole Group dari Prancis juga memperkuat portofolionya dengan menambah 1,38 juta saham BBRI, kini menggenggam total 275,18 juta saham. Tak hanya itu, penasihat investasi asal Oklahoma, Amerika Serikat, Exchange Traded Concepts LLC, turut mengakuisisi 1,35 juta saham BBRI, menandai alokasi perdana saham tersebut dalam portofolio mereka.

Sementara fokus tertuju pada pergerakan saham individu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup pada posisi 7.537,768 pada Jumat (1/8/2025). Meski mencatat penurunan tipis 0,08% sepanjang periode 28 Juli—1 Agustus 2025 dari posisi 7.543,503 pekan sebelumnya, IHSG tetap menunjukkan ketahanan. Secara year-to-date (YtD) 2025, IHSG berhasil menguat 6,47%, mengungguli kinerja indeks LQ45 yang turun 3,61% dan IDX30 yang merosot 2,65% YtD.

Pergerakan IHSG pada pekan ini sebagian besar dipengaruhi oleh koreksi harga sejumlah saham big caps. Saham PT Sinarmas Multiartha Tbk. (SMMA) terkoreksi tajam 32,27%, diikuti oleh BBRI yang turun 3,61%, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang merosot 3,41% dalam sepekan terakhir. Penurunan saham BBRI ini terjadi di tengah pengumuman laba bersih perseroan yang mencapai Rp26,28 triliun pada Semester I/2025, menunjukkan fundamental yang kuat meski ada tekanan pasar jangka pendek.

Menanggapi dinamika pasar, Direktur Utama BRI Hery Gunardi menegaskan bahwa secara fundamental, BBRI terus memacu kinerjanya. Langkah strategis ini diambil guna menjaga efisiensi biaya dana (cost of fund) sekaligus mempertahankan stabilitas bisnis dalam jangka panjang. Hery menjelaskan bahwa porsi Dana Pihak Ketiga (DPK) berupa giro dan tabungan (CASA) BRI mengalami peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencerminkan konsistensi strategi BRI dalam memperkuat struktur pendanaan secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, Hery menyebutkan bahwa aplikasi perbankan digital BRImo menjadi tulang punggung pencapaian dana murah perseroan, didukung oleh pertumbuhan transaksi digital yang pesat. BRI juga aktif membangun infrastruktur pembayaran yang modern, memperluas jangkauan layanan transaksi non-tunai hingga ke seluruh lapisan masyarakat. Keberhasilan ini terbukti dari ekosistem pembayaran digital BRI yang telah didukung oleh lebih dari 4,3 juta merchant QRIS dan 344.000 merchant EDC yang tersebar luas dari pusat kota hingga pelosok desa.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Pergerakan investor besar pada saham BBRI menjadi sorotan pada 1 Agustus 2025, di mana sebagian melepas saham seperti JP Morgan dan Nomura, sementara investor lain seperti Manulife dan Credit Agricole justru menambah kepemilikan. Pada pekan yang sama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedikit menurun 0,08% namun secara year-to-date 2025 masih menguat 6,47%. Saham BBRI sendiri terkoreksi 3,61% dalam sepekan, meskipun bank ini melaporkan laba bersih yang kuat sebesar Rp26,28 triliun pada Semester I/2025.

Direktur Utama BRI Hery Gunardi menegaskan bahwa BBRI terus memacu kinerja fundamentalnya, berfokus pada efisiensi biaya dana dan stabilitas bisnis jangka panjang. Porsi Dana Pihak Ketiga (DPK) berupa giro dan tabungan (CASA) BRI mengalami peningkatan signifikan, didukung oleh aplikasi digital BRImo yang menjadi tulang punggung pencapaian dana murah. BRI juga aktif membangun infrastruktur pembayaran modern dengan jutaan merchant QRIS dan EDC, memperluas jangkauan layanan digitalnya.

You might also like