
MNCDUIT.COM JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) telah menyelesaikan program buyback atau pembelian kembali saham senilai Rp 3,3 triliun (US$ 200 juta). Aksi korporasi ini mendapatkan lampu hijau dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar pada 18 Juni 2025 lalu.
Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo Wibowo, menilai bahwa program buyback ini berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar, khususnya terhadap saham GOTO. Hal ini menunjukkan komitmen manajemen dalam meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.
“Secara teknikal, buyback dapat mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar. Efeknya, laba per saham (EPS) berpotensi terdongkrak naik,” jelasnya kepada Kontan, Selasa (29/7). Aksi buyback ini juga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas saham GOTO dalam jangka pendek serta menstabilkan harganya di tengah fluktuasi pasar.
Meskipun demikian, Azis mengingatkan bahwa dampak buyback terhadap kinerja keuangan GOTO diperkirakan tidak akan terlalu signifikan. Pasalnya, GOTO saat ini memiliki kas yang cukup untuk mendanai program ini tanpa mengganggu kegiatan operasional perusahaan.
Saham GOTO Melemah 1,69% pada Jumat (25/7), Nilai Transaksi Mencapai Rp 295,10 Miliar
Research Analyst Deutsche Bank, Peter Milliken, menyoroti bahwa nilai buyback GOTO setara dengan 7% dari jumlah saham publik (free float) berdasarkan harga penutupan terakhir. Angka ini juga setara dengan rata-rata transaksi saham GOTO selama 14 hari terakhir.
Selain program buyback, GOTO juga mengalokasikan dana sebesar Rp 32,2 miliar dari saham hasil buyback tahun 2024. Dana ini akan digunakan sebagai insentif untuk program kepemilikan saham karyawan dan manajemen (E/MSOP) selama tiga tahun mendatang.
“Langkah-langkah ini memberikan sinyal positif terkait pengembalian nilai kepada pemegang saham dan peningkatan tata kelola internal perusahaan,” ungkap Peter dalam risetnya tertanggal 19 Juni 2025.
Lebih lanjut, Peter berpendapat bahwa GOTO mulai menunjukkan pemulihan setelah sebelumnya tertekan oleh aksi jual yang dipicu oleh persaingan dari pemain e-commerce asal Tiongkok. Ia melihat bahwa sektor mobilitas dan e-commerce GOTO kini lebih stabil dan fokus pada pencapaian profitabilitas. Selain itu, bisnis layanan keuangan GoTo Financial (GTF) juga mencatatkan pertumbuhan yang positif.
“Bisnis GTF memiliki sinergi yang kuat dengan basis pengguna layanan mobilitas GOTO,” imbuh Peter.
Optimalisasi Insentif Jadi Fokus GOTO, Cek Rekomendasi Sahamnya
Sementara itu, Abdul Azis mengingatkan investor untuk mewaspadai potensi tekanan margin dan ketidakpastian regulasi terkait merger yang mungkin terjadi.
“Volatilitas harga saham GOTO juga berpotensi tetap tinggi, mengingat perusahaan masih dalam masa transisi menuju profitabilitas yang berkelanjutan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Azis menyarankan investor untuk bersikap wait and see dan mencermati perkembangan aksi korporasi serta strategi monetisasi baru yang akan diterapkan oleh GOTO.
Dari sisi Peter, selain persaingan di sektor mobilitas, investor juga perlu mewaspadai risiko lonjakan harga bahan bakar yang dapat mengurangi daya beli konsumen hingga akhir tahun ini.
Peter merekomendasikan untuk membeli (buy) saham GOTO dengan target harga Rp 115 per saham. Di sisi lain, Azis merekomendasikan untuk bersikap wait and see, dengan mempertimbangkan bahwa secara teknikal, saham GOTO masih berada dalam tren penurunan.
PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) telah menyelesaikan program buyback saham senilai Rp 3,3 triliun, yang dinilai analis berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Aksi korporasi ini diharapkan dapat mengurangi jumlah saham beredar, meningkatkan laba per saham (EPS), serta menstabilkan harga saham GOTO. Selain itu, GOTO juga mengalokasikan dana dari hasil buyback untuk program kepemilikan saham karyawan dan manajemen (E/MSOP).
Meskipun ada sentimen positif, investor tetap perlu mewaspadai potensi tekanan margin, ketidakpastian regulasi merger, dan volatilitas harga saham GOTO. Analis merekomendasikan investor untuk mencermati perkembangan aksi korporasi dan strategi monetisasi GOTO, serta mewaspadai risiko lonjakan harga bahan bakar. Deutsche Bank merekomendasikan untuk membeli saham GOTO dengan target harga Rp 115, sementara Kiwoom Sekuritas menyarankan untuk bersikap wait and see.