
MNCDUIT.COM JAKARTA. Isu merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) dengan Grab Holdings Ltd kembali menghangat di permukaan, menarik perhatian pelaku pasar dan analis.
Kabar terbaru mencuat dari riset Research Analyst Deutsche Bank, Peter Milliken, pada 19 Juni 2025. Milliken mengungkapkan bahwa Daya Anagata Nusantara (Danantara) tengah mempertimbangkan untuk mengambil porsi kepemilikan minoritas dalam entitas gabungan GoTo dan Grab. Rencana akuisisi ini, yang nilainya diperkirakan mencapai US$7 miliar, pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg pada 6 Juni 2025.
Meskipun pihak Grab menyatakan belum ada keputusan final, Peter Milliken melihat minat Danantara ini sebagai sinyal kuat bahwa wacana merger tersebut sedang dipertimbangkan secara serius. “Sehingga kami menilai kesepakatan ini lebih mungkin terjadi ketimbang tidak,” ujarnya.
Perbaikan Kinerja Menjadi Amunisi GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
Lebih lanjut, Milliken juga mengamati bahwa tidak ada alasan jelas mengapa Grab baru-baru ini menggalang dana US$1,5 miliar melalui penerbitan obligasi konversi. Jika terwujud, merger ini diproyeksikan akan mendatangkan potensi pertumbuhan signifikan bagi GOTO, memberikan amunisi baru bagi perusahaan.
GOTO Chart by TradingView
Senada dengan pandangan tersebut, analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo Wibowo, menyoroti bahwa langkah merger ini dapat memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan legitimasi di mata regulator. Kehadiran investor strategis seperti Danantara dianggap vital dalam proses ini.
“Kehadiran Danantara juga berpotensi meredam kekhawatiran akan dominasi asing,” imbuh Azis kepada Kontan, pada 29 Juli 2025. Terlebih lagi, ia mengamati, keberadaan Danantara dapat memperlancar proses persetujuan dari otoritas seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), yang kerap menjadi kendala dalam merger skala besar.
GOTO Rombak Jajaran Komisaris dan Direksi, Boy Thohir dan Sejumlah Nama Mundur
Dilihat dari sisi fundamental, masuknya investor strategis lokal dipercaya dapat membantu mempercepat efisiensi operasional dan memperluas sinergi layanan on-demand. Hal ini diprediksi akan berdampak positif terhadap margin dan EBITDA GOTO dalam jangka panjang, membuka peluang pertumbuhan yang lebih solid.
Namun, Azis juga melihat bahwa investor masih cenderung berhati-hati. “Investor mencermati potensi kekhawatiran monopoli dari merger ini,” jelasnya. Menurut Azis, pasar kemungkinan akan merespons positif jika ada kejelasan lebih lanjut terkait struktur merger, serta kontribusi nilai yang jelas terhadap pemegang saham eksisting.
Sementara itu, hingga akhir tahun, Peter Milliken menyarankan investor untuk mempertimbangkan risiko koreksi global pada saham teknologi yang berpotensi memicu penurunan valuasi. Ini menjadi faktor penting yang perlu dicermati oleh para investor.
Merger GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) dan Grab Tersendat Restu Pemerintah
Meskipun demikian, Milliken melihat GOTO akan mengalami pertumbuhan cepat di sektor layanan keuangan, yang tentu menuntut eksekusi strategi yang baik untuk mencapai potensi maksimal. Prospek di sektor ini dianggap menjanjikan bagi masa depan GOTO.
Dus, berdasarkan analisisnya, Peter merekomendasikan beli saham GOTO dengan target harga Rp 115 per saham. Berbeda halnya, Azis menyarankan untuk wait and see, mengingat secara teknikal GOTO masih berada dalam tren penurunan dan membutuhkan konfirmasi lebih lanjut.
Isu merger PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) dengan Grab Holdings Ltd kembali hangat diperbincangkan di pasar. Riset Peter Milliken dari Deutsche Bank mengungkapkan bahwa Daya Anagata Nusantara (Danantara) tengah mempertimbangkan akuisisi porsi minoritas senilai US$7 miliar, menandakan wacana merger ini ditinjau serius. Minat Danantara ini dipandang vital untuk memperkuat permodalan dan berpotensi meredam kekhawatiran dominasi asing, serta memperlancar persetujuan dari otoritas.
Analis menilai merger ini dapat mendatangkan pertumbuhan signifikan dan meningkatkan efisiensi operasional GOTO, meskipun investor masih berhati-hati terhadap potensi monopoli dan risiko koreksi global saham teknologi. Milliken merekomendasikan beli saham GOTO dengan target harga Rp 115, melihat prospek pertumbuhan cepat di sektor layanan keuangan. Namun, analis lain menyarankan untuk wait and see karena GOTO secara teknikal masih dalam tren penurunan.