
MNCDUIT.COM JAKARTA. Di tengah dinamika ketidakpastian kondisi geopolitik global, perusahaan-perusahaan diprediksi akan semakin agresif dalam menerbitkan obligasi korporasi. Langkah ini diambil sebagai strategi alternatif pendanaan yang lebih stabil dan menarik perhatian para investor. Minat investor terhadap obligasi korporasi diproyeksikan meningkat signifikan, mengingat instrumen ini menawarkan tingkat risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan saham, menjadikannya pilihan investasi yang lebih aman di tengah gejolak pasar.
Pandangan serupa diungkapkan oleh Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede. Menurut Josua, tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) secara umum memberikan keuntungan signifikan bagi kinerja obligasi korporasi hingga akhir tahun ini, khususnya bagi sektor-sektor tertentu. Ia menambahkan, data pasar terkini jelas menunjukkan bahwa sektor keuangan adalah salah satu penerima manfaat utama dari kondisi penurunan suku bunga tersebut.
Menganalisis lebih dalam, Josua turut menyoroti potensi pertumbuhan penerbitan obligasi pada sektor infrastruktur selain sektor keuangan. Menurutnya, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan di kedua sektor ini menunjukkan volume transaksi dan nilai perdagangan yang sangat signifikan, sebuah indikasi jelas akan tingginya permintaan investor. Minat kuat ini didorong oleh karakteristik unik kedua sektor tersebut; keduanya memiliki kebutuhan refinancing yang substansial dan sering kali memilih untuk menerbitkan obligasi tenor panjang, yang memberikan stabilitas bagi pemodal.
Obligasi Korporasi Prospektif hingga Akhir 2025, Ini Proyeksi Kuponnya
Pandangan senada juga disampaikan oleh Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas. Ramdhan menegaskan bahwa sektor keuangan akan terus menjadi pemimpin dalam penerbitan obligasi korporasi. Ia mengemukakan data bahwa saat ini, hampir 50% dari total obligasi korporasi yang beredar didominasi oleh sektor keuangan, mencakup institusi perbankan dan multifinance.
Oleh karena itu, Ramdhan memproyeksikan bahwa sektor keuangan akan tetap relatif aktif dalam penerbitan surat utang hingga akhir tahun. Hal ini didasari oleh rekam jejak (track record) yang solid dan terpercaya yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan perbankan dan multifinance di pasar obligasi. Dengan rekam jejak tersebut, ia menyimpulkan bahwa obligasi dari sektor ini akan semakin mudah diterima dan diminati oleh pasar di masa mendatang.
Obligasi Korporasi Masih Cemerlang, Begini Proyeksi Imbal Hasil pada Akhir Tahun 2025
Perusahaan diprediksi akan agresif menerbitkan obligasi korporasi sebagai alternatif pendanaan stabil di tengah ketidakpastian geopolitik global, menarik minat investor karena risiko relatif lebih rendah dari saham. Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menyatakan penurunan suku bunga acuan BI menguntungkan obligasi korporasi, terutama sektor keuangan dan infrastruktur. Kedua sektor ini menunjukkan volume transaksi signifikan dan tingginya permintaan investor, didorong oleh kebutuhan *refinancing* dan penerbitan obligasi tenor panjang.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh Ramdhan Ario Maruto dari Anugerah Sekuritas, yang menegaskan sektor keuangan akan terus memimpin penerbitan obligasi korporasi, mendominasi hampir 50% dari total yang beredar. Sektor ini diproyeksikan aktif hingga akhir tahun berkat rekam jejak solid perusahaan perbankan dan *multifinance*, menjadikannya mudah diterima pasar.