
MNCDUIT.COM – JAKARTA. Nilai tukar rupiah diproyeksikan masih akan melanjutkan momentum penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (25/7/2025). Pergerakan mata uang Garuda ini diperkirakan sebagian besar akan didominasi oleh sentimen eksternal.
Pada penutupan perdagangan Kamis (24/7/2025), kurs rupiah spot berhasil menguat tipis Rp 8 atau 0,05% menjadi Rp 16.295 per dolar AS. Sementara itu, di pasar Jisdor, rupiah juga menunjukkan kinerja positif dengan apresiasi Rp 15 atau 0,09% mencapai Rp 16.283 per dolar AS. Ini menandai penguatan rupiah yang telah berlangsung tiga hari beruntun hingga Kamis (24/7).
Kurs Rupiah Menguat Tiga Hari Beruntun Hingga Kamis (24/7)
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menjelaskan, pada sesi pembukaan perdagangan Kamis (24/7/2025), rupiah sempat dibuka perkasa hingga menyentuh level Rp 16.265 per dolar AS. Penguatan awal ini didorong oleh ekspansi perjanjian dagang Amerika Serikat dengan para mitra dagangnya. Namun, momentum apresiasi rupiah kemudian sedikit tertahan akibat meningkatnya sentimen geopolitik di kawasan Asia Tenggara, khususnya terkait konflik antara Thailand dan Kamboja.
Josua memprediksi, potensi penguatan rupiah pada perdagangan Jumat (25/7/2025) akan didukung oleh sejumlah faktor ekonomi dari Amerika Serikat. Ia menyoroti potensi kenaikan data Jobless Claims (klaim pengangguran) serta pelemahan terbatas pada data preliminary Manufacturing PMI AS. Menurutnya, kondisi ini dapat menekan dolar AS dan membuka ruang bagi penguatan rupiah.
Rupiah Ditutup Menguat Tipis ke Rp 16.295 Per Dolar AS pada Hari Ini (24/7)
Di sisi lain, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengamati bahwa penguatan tipis rupiah ditopang oleh aliran masuk modal asing (inflow) di pasar ekuitas. Pasar merespons positif kesepakatan tarif antara AS dan Indonesia, serta adanya potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) di masa mendatang.
Lukman menambahkan, fokus investor saat ini masih tertuju pada perkembangan seputar kebijakan tarif, dengan sentimen pasar yang relatif positif. Terlebih lagi, dengan minimnya rilis data ekonomi penting dari malam ini hingga esok hari, perhatian investor tertuju pada antisipasi kunjungan Presiden AS Donald Trump ke kantor pusat Federal Reserve. Peristiwa ini berpotensi menciptakan sentimen negatif bagi dolar AS, yang pada gilirannya dapat mendorong pelemahan lebih lanjut pada mata uang tersebut.
Melihat kondisi tersebut, Lukman memperkirakan rupiah pada Jumat (25/7/2025) masih berpotensi menguat dengan pergerakan di kisaran Rp 16.200 hingga Rp 16.350 per dolar AS. Senada, Josua Pardede memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam rentang yang tidak jauh berbeda, yakni antara Rp 16.225 hingga Rp 16.325 per dolar AS. Hal ini mengindikasikan konsensus di antara para analis mengenai potensi penguatan rupiah.
Nilai tukar rupiah diproyeksikan akan melanjutkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat pada Jumat (25/7/2025), didominasi sentimen eksternal. Pada Kamis (24/7/2025), kurs rupiah spot berhasil menguat tipis Rp 8 menjadi Rp 16.295 per dolar AS, menandai penguatan tiga hari beruntun. Penguatan awal Kamis sempat didorong ekspansi perjanjian dagang AS, meski kemudian tertahan sentimen geopolitik.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memperkirakan penguatan Jumat akan didukung data ekonomi AS seperti potensi kenaikan klaim pengangguran dan pelemahan PMI Manufaktur. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menambahkan penguatan ditopang aliran modal asing serta respons positif terhadap kesepakatan tarif AS-Indonesia dan potensi pemangkasan suku bunga BI. Kedua analis memproyeksikan rupiah akan bergerak menguat di kisaran Rp 16.200 hingga Rp 16.350 per dolar AS pada hari Jumat.