Wall Street Kamis: Nasdaq & S&P Hijau, Dow Tertekan UnitedHealth & IBM

Img AA1I9lOy

MNCDUIT.COM – Pasar saham Amerika Serikat (AS) menunjukkan kinerja yang beragam pada Kamis (24/7/2025), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil menguat. Kenaikan ini didorong oleh respons investor terhadap beragamnya laporan keuangan dari raksasa teknologi seperti Alphabet dan Tesla. Namun, indeks Dow Jones terpantau tertahan di zona merah, tertekan oleh penurunan signifikan pada saham UnitedHealth dan IBM.

Menurut laporan Reuters, hingga pukul 09.46 waktu setempat, indeks S&P 500 tercatat naik 10,62 poin atau 0,17% menjadi 6.369,85. Senada, Nasdaq Composite juga menunjukkan penguatan dengan kenaikan 66,26 poin atau 0,33% ke level 21.086,27. Di sisi lain, indeks blue-chip Dow Jones justru mengalami koreksi 0,6%, meskipun tetap bertahan mendekati rekor tertingginya yang tercapai pada 4 Desember.

Kinerja emiten teknologi menjadi sorotan utama. Saham Alphabet melonjak 1,9% setelah induk Google tersebut mengumumkan peningkatan proyeksi belanja modal untuk tahun 2025 sebesar US$10 miliar, menjadi total US$85 miliar. Optimisme ini muncul di tengah kekhawatiran yang masih membayangi terkait kebijakan dagang global. Sementara itu, di sektor perangkat lunak, saham ServiceNow juga berhasil melesat 5,5% berkat peningkatan proyeksi pendapatan langganan tahunan mereka, menunjukkan prospek positif bagi perusahaan teknologi tertentu.

Namun, tidak semua raksasa teknologi mencatat hasil positif. Saham Tesla anjlok 7,6% setelah CEO Elon Musk mengeluarkan peringatan bahwa perusahaan akan menghadapi “beberapa kuartal yang berat,” terutama akibat pemangkasan insentif untuk mobil listrik. Prediksi ini memicu kekhawatiran di kalangan investor tentang prospek jangka pendek produsen kendaraan listrik tersebut.

Penurunan Dow Jones secara signifikan dipengaruhi oleh kinerja beberapa saham utamanya. Saham UnitedHealth melemah 2,3% setelah mengonfirmasi kerja sama dengan Departemen Kehakiman AS terkait penyelidikan praktik Medicare, menyusul laporan adanya investigasi pidana dan perdata. IBM juga mengalami nasib serupa, merosot tajam 9,5% setelah laporan kinerja kuartal kedua yang mengecewakan, terutama akibat penurunan penjualan pada divisi perangkat lunak kuncinya. Meskipun Honeywell mengalahkan ekspektasi analis dan menaikkan proyeksi kinerja tahunannya, saham perusahaan ini justru turun 5,2%, menambah tekanan pada indeks Dow Jones.

Di luar sektor teknologi dan kesehatan, saham American Airlines terjun 9,2%. Maskapai ini memperkirakan kerugian kuartal ketiga yang lebih besar dari ekspektasi pasar, terdampak langsung oleh melemahnya permintaan perjalanan domestik yang berlanjut. Ini menyoroti kerentanan sektor perjalanan di tengah gejolak ekonomi.

Suasana pasar juga diwarnai oleh perkembangan kebijakan perdagangan global. Seorang juru bicara Uni Eropa mengisyaratkan bahwa kesepakatan tarif “sudah di depan mata,” yang kemungkinan akan memberlakukan tarif menyeluruh 15% untuk impor ke 27 negara anggota blok tersebut. Di sisi lain, Presiden Donald Trump juga berhasil mencapai kesepakatan dengan Jepang untuk memangkas tarif barang asal Jepang menjadi 15%. Sementara itu, China dan Korea Selatan berpacu untuk menuntaskan kesepakatan dagang mereka sendiri demi menghindari tarif tinggi dari AS. Berbagai raksasa Wall Street mulai merasakan dampak kebijakan tarif Trump, yang memicu kehati-hatian investor di seluruh pasar.

Fokus pasar juga tertuju pada Federal Reserve (The Fed) setelah rencana kunjungan Presiden Trump ke kantor pusat The Fed di Washington. Kunjungan yang mengejutkan ini terjadi di tengah kritik vokal Trump terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell. Meskipun ekspektasi pasar kuat bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan pekan depan, pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 62% pada bulan September, menurut alat pemantau FedWatch dari CME Group.

Dari sisi data ekonomi, pasar tenaga kerja AS menunjukkan ketahanan. Laporan terbaru Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan bahwa klaim tunjangan pengangguran mingguan turun menjadi 217.000, jauh di bawah perkiraan analis. “Data ini merupakan indikator baik tentang kesehatan ekonomi, dan klaim pengangguran minggu ini menunjukkan bahwa ekonomi masih berjalan cukup baik,” ujar Neil Birrell, Kepala Investasi Premier Miton Investors, menyoroti kekuatan pasar tenaga kerja.

Meski aktivitas bisnis AS meningkat pada Juli, kekhawatiran inflasi mulai muncul kembali. Perusahaan-perusahaan terpantau mulai menaikkan harga barang dan jasa, yang memicu spekulasi bahwa inflasi akan kembali meningkat, terutama akibat dampak kenaikan tarif impor. Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan lanskap pasar yang kompleks, di mana investor harus menavigasi antara sinyal ekonomi yang beragam dan ketidakpastian kebijakan.

Ringkasan

Pada Kamis (24/7/2025), pasar saham AS menunjukkan kinerja beragam, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat didorong oleh laporan keuangan raksasa teknologi. Namun, indeks Dow Jones tertekan signifikan akibat penurunan saham UnitedHealth yang diselidiki dan IBM karena kinerja yang mengecewakan. Saham Alphabet dan ServiceNow melonjak, kontras dengan Tesla yang anjlok setelah peringatan CEO Elon Musk.

Suasana pasar juga diwarnai ketidakpastian kebijakan perdagangan global dan fokus pada Federal Reserve. Data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang rendah menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja. Kendati demikian, kekhawatiran inflasi kembali muncul seiring perusahaan menaikkan harga di tengah dampak kenaikan tarif impor.

You might also like