Saham Bank Blue Chip Turun Saat IHSG Naik? Cek LQ45!

Img AA1HKIyi

MNCDUIT.COM – Pergerakan saham perbankan blue chip LQ45 menjadi perhatian serius investor pada perdagangan Selasa (8/7) kemarin. Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat tipis sebesar 0,05% mencapai level 6.904, sejumlah emiten perbankan papan atas, termasuk saham BMRI, saham BBRI, dan saham BBCA, justru terpantau mengalami pelemahan signifikan di tengah laju positif pasar.

Pergerakan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi sorotan utama dengan penutupan di zona merah. Pada akhir sesi perdagangan, harga saham BMRI tercatat Rp 4.720 per saham.

Penurunan ini mencerminkan koreksi 0,42% dari harga penutupan Senin (7/7) yang berada di level Rp 4.740. Sepanjang perdagangan, saham BMRI dibuka lebih rendah dari hari sebelumnya, yaitu pada Rp 4.710 per saham, dan bergerak di rentang harga tertinggi Rp 4.750 serta terendah Rp 4.700, hingga akhirnya terkoreksi Rp 20 dalam sehari.

Jika menilik performa jangka pendek, saham BMRI telah merosot 0,63% dalam tujuh hari terakhir sejak 1 Juli 2025, dari posisi Rp 4.750. Sementara itu, dalam setahun terakhir (sejak 8 Juli 2024), nilai saham BMRI anjlok cukup dalam sebesar 24,18% dari harga Rp 6.225.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), aktivitas transaksi saham BMRI cukup tinggi dengan total nilai mencapai Rp 627,30 miliar, melibatkan volume perdagangan sebanyak 1.328.538 lot.

BBCA Melemah

Img AA1HRoYo

Setelah saham BMRI, giliran saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang juga mengakhiri perdagangan di teritori negatif. Harga saham BBCA ditutup pada level Rp 8.500 per saham.

Penurunan ini merupakan koreksi sebesar 1,45% dari harga penutupan Senin (7/7) di Rp 8.625. Pembukaan saham BBCA pada Selasa (8/7) tercatat lebih rendah di Rp 8.550, dengan pergerakan harian yang sempat menyentuh harga tertinggi Rp 8.600 dan terendah Rp 8.425, hingga akhirnya ditutup turun Rp 125 per saham dalam sehari.

Dalam rentang tujuh hari terakhir sejak 1 Juli 2025, harga saham BBCA telah tergerus 2,30% dari Rp 8.700. Lebih jauh, jika dibandingkan dengan setahun lalu pada 8 Juli 2024, saham BBCA mengalami penurunan signifikan sebesar 15,42% dari harga Rp 10.050.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat saham BBCA membukukan nilai transaksi fantastis mencapai Rp 1.831,30 miliar, dengan total volume saham yang diperdagangkan mencapai 2.156.110 lot.

BBRI Turun Hampir 1%

Terakhir dalam jajaran saham perbankan blue chip yang melemah adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Harga saham BBRI ditutup di posisi Rp 3.670 per saham pada akhir perdagangan Selasa (8/7).

Penutupan ini menandai penurunan 0,81% dari harga Senin (7/7) sebesar Rp 3.700. Saham BBRI dibuka pada level Rp 3.690, lebih rendah dari penutupan sehari sebelumnya, dengan pergerakan harian antara harga tertinggi Rp 3.700 dan terendah Rp 3.650. Secara keseluruhan, saham BBRI terkoreksi Rp 30 per saham dalam satu hari.

Dihitung sejak tujuh hari yang lalu (1 Juli 2025), harga saham BBRI hari ini telah menurun 0,81% dibandingkan harga saat itu yang mencapai Rp 3.700. Lebih signifikan, dalam kurun waktu satu tahun terakhir (sejak 8 Juli 2024), saham BBRI telah merosot 22,74% dari harga Rp 4.750.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham BBRI sebesar Rp 424,20 miliar, dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 1.155.512 lot.

Ringkasan

Pada perdagangan 8 Juli, saham perbankan blue chip LQ45, termasuk BMRI, BBRI, dan BBCA, terpantau melemah signifikan meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ditutup di Rp 4.720, terkoreksi 0,42% harian dan anjlok 24,18% dalam setahun terakhir.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga melemah 1,45% menjadi Rp 8.500, tergerus 15,42% dalam setahun. Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) ditutup di Rp 3.670, turun 0,81% harian, dan merosot 22,74% dalam kurun waktu satu tahun.

You might also like