
MNCDUIT.COM JAKARTA. Pertamina New & Renewables Energy (Pertamina NRE) telah mengambil langkah strategis yang signifikan dalam memperluas jejaknya di sektor energi terbarukan regional. Pada 19 Juni 2025, Pertamina NRE resmi menandatangani perjanjian pengambilan bagian saham baru senilai US$ 120 juta dengan Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), sebuah perusahaan energi terbarukan terkemuka asal Filipina.
Melalui kesepakatan penting ini, Pertamina NRE kini resmi memiliki 20% saham di CREC. Kemitraan strategis ini diharapkan akan menjadi katalisator utama bagi percepatan pengembangan energi terbarukan di Indonesia, sekaligus memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara di sektor energi hijau.
Menanggapi hal ini, Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer BPI Danantara, menegaskan bahwa investasi senilai US$ 120 juta tersebut dilakukan sepenuhnya oleh Pertamina NRE, bukan oleh Danantara secara langsung. Ia menambahkan bahwa kerja sama ini memiliki bobot penting dalam konteks hubungan kedua negara, menjadikannya contoh positif di kawasan regional, khususnya ASEAN. “Kemitraan strategis ini bersifat resiprokal, yang berarti di masa depan akan ada investasi yang masuk ke Indonesia sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh Pertamina NRE dan CREC,” jelas Pandu dalam keterangan resminya yang diterima Kontan, Selasa (1/7).
Sebagai pengelola aset strategis negara, Danantara Indonesia turut mendukung penuh langkah Pertamina sebagai bagian dari mandat investasinya untuk mendorong transisi energi dan pembangunan berkelanjutan. Dukungan ini merefleksikan peran krusial Danantara dalam mengarahkan investasi nasional ke sektor-sektor prioritas, termasuk salah satunya adalah energi hijau.
John Anis, CEO Pertamina NRE, menjelaskan bahwa kolaborasi strategis ini tidak hanya menciptakan nilai bisnis bagi kedua entitas perusahaan, tetapi juga memberikan nilai tambah yang substansial bagi Indonesia dan Filipina. Secara khusus untuk Indonesia, kerja sama ini menawarkan sejumlah manfaat investasi strategis.
Manfaat tersebut meliputi peningkatan kapasitas sumber daya manusia terkait pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia, implementasi percepatan konstruksi pabrik panel surya hingga 1 megawatt peak (MWp) per hari, serta dukungan terhadap pencapaian target pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan sebesar 60 persen pada tahun 2034. Selain itu, kemitraan ini juga berpotensi meningkatkan penyerapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan mengokohkan citra serta daya saing Indonesia sebagai salah satu pemimpin transisi energi bersih di Asia Tenggara.
Bagi Pertamina NRE sendiri, kemitraan ini akan memperkaya portofolio energi hijau perusahaan sekaligus memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan teknologi. Hal ini krusial untuk meningkatkan kapabilitas Pertamina NRE dalam pengembangan energi hijau di masa mendatang.
Sebagai informasi, Citicore Group saat ini telah mengoperasikan PLTS dengan total kapasitas terpasang sebesar 287 megawatt (MW). Grup ini menargetkan untuk mencapai kapasitas 5 GW dalam kurun waktu lima tahun ke depan, dengan ambisi mencapai 1 GW pada tahun ini. Tak hanya fokus pada PLTS, portofolio CREC juga mencakup proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau angin dengan total kapasitas mencapai 803 MW, di mana empat dari proyek ini, dengan total 543 MW, sedang dalam tahap pengembangan aktif.
Pertamina New & Renewables Energy (Pertamina NRE) telah mengakuisisi 20% saham di Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), perusahaan energi terbarukan terkemuka Filipina, senilai US$120 juta pada 19 Juni 2025. Langkah strategis ini bertujuan memperluas jejak Pertamina NRE di sektor energi terbarukan regional dan mempercepat pengembangannya di Indonesia. Pandu Sjahrir dari BPI Danantara menegaskan investasi ini sepenuhnya oleh Pertamina NRE, dan kemitraan ini diharapkan bersifat resiprokal, membawa investasi ke Indonesia di masa depan.
CEO Pertamina NRE, John Anis, menjelaskan kolaborasi ini memberikan manfaat substansial bagi Indonesia, termasuk peningkatan kapasitas SDM terkait PLTS dan percepatan konstruksi pabrik panel surya. Kemitraan ini juga mendukung target pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan sebesar 60% pada tahun 2034 serta meningkatkan daya saing Indonesia dalam transisi energi bersih. Bagi Pertamina NRE, akuisisi ini memperkaya portofolio energi hijau perusahaan sekaligus memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan teknologi.