SIDO Lanjutkan Buyback Saham, Begini Rekomendasi Analis

Img AA1HDv5C

MNCDUIT.COM JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) kembali melanjutkan program pembelian kembali saham (buyback) senilai maksimal Rp 192 miliar.

Aksi ini dilakukan setelah perusahaan menyelesaikan program buyback saham sebelumnya senilai Rp 300 miliar.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan menilai bahwa level harga saham SIDO saat ini yang berada di bawah Rp 500 belum sepenuhnya mencerminkan fundamental perusahaan.

“Dengan posisi kas Rp 1,17 triliun, aksi buyback ini tergolong aman dan tidak akan membebani modal kerja. Secara fundamental, buyback layak dilakukan mengingat valuasi saham yang relatif murah terhadap arus kas dan ekuitas yang kuat,” ujar Ekky kepada Kontan, (30/6).

Sido Muncul (SIDO) Lanjutkan Buyback Saham, Cermati Rekomendasi Analis

Menurut Ekky, buyback kali ini bersifat strategis dan reaktif, ditujukan untuk menahan tekanan penurunan harga saham sekaligus menjaga kepercayaan pasar.

Ia menyebut bahwa langkah ini memberikan sinyal keyakinan manajemen terhadap prospek jangka panjang perusahaan.

“Namun demikian, perlu disadari bahwa buyback hanyalah katalis jangka pendek. Untuk mendorong kenaikan harga secara berkelanjutan, kinerja operasional dan pertumbuhan laba tetap menjadi penentu utama,” lanjutnya.

Sementara itu, SIDO masih menghadapi sejumlah tantangan seperti daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih dan permintaan produk jamu maupun farmasi OTC yang masih lemah.

  SIDO Chart by TradingView  

“Harga bahan baku yang fluktuatif juga menjadi tekanan tersendiri, sementara persaingan dari produk herbal impor dan merek baru terus meningkat,” tambahnya.

Sejumlah Emiten akan Buyback Saham, Simak Rekomendasi Analis Berikut

Meski demikian, Ekky menilai SIDO tetap memiliki sejumlah kekuatan fundamental, seperti kekuatan merek, loyalitas pelanggan, efisiensi struktur biaya, serta neraca keuangan yang sehat. Semua ini menjadi bantalan yang kuat di tengah ketidakpastian pasar.

“Masalah utama SIDO saat ini adalah perlambatan pertumbuhan sejak 2021. Ini kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya kompetisi, pergeseran pola belanja ke kanal digital, serta melemahnya permintaan di sektor ritel,” kata Ekky.

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Ia menyarankan saham SIDO saat ini lebih cocok untuk dikoleksi dengan strategi trading atau swing jangka pendek di kisaran Rp575 – Rp 600 sambil menunggu sinyal perbaikan kinerja secara menyeluruh.

You might also like