Dolar AS Terkapar! Rupiah dan Mata Uang Utama Lainnya Menguat

JAKARTA, MNCDUIT.COM – Dolar AS (USD) mengalami pelemahan terhadap Euro (EUR) dan Franc Swiss (CHF) pada hari Senin (30/6). Investor tampaknya sedang mencerna potensi defisit pemerintah Amerika Serikat yang semakin membengkak, ditambah harapan akan terjalinnya kesepakatan dagang dengan mitra-mitra utama.

Saat ini, Senat dari Partai Republik sedang berupaya meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) pemotongan pajak dan pengeluaran besar-besaran yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump. Namun, rencana ini menghadapi tantangan internal partai, terutama terkait perkiraan kerugian mencapai US$3,3 triliun yang berpotensi menambah beban utang negara jika RUU tersebut disahkan.

Secara rinci, Dolar mengalami penurunan sebesar 0,49% menjadi 0,795 terhadap Franc Swiss. Sementara itu, Euro menguat 0,21% menjadi US$1,1746 terhadap Dolar. Pasar memperkirakan bahwa Dolar akan menutup bulan ini dengan penurunan sebesar 3,4% terhadap Franc, sementara Euro diprediksi akan mencatatkan kenaikan sebesar 3,4% terhadap Dolar.

“Pelemahan Dolar ini dipicu oleh potensi peningkatan defisit anggaran yang signifikan, serta ketidakpastian yang terus membayangi seputar kesepakatan tarif,” ungkap Eugene Epstein, Kepala Penataan untuk Amerika Utara di Moneycorp, New Jersey, seperti yang dikutip oleh Reuters pada hari Senin (30/6).

Bank Sentral Banyak Tinggalkan Dolar AS, Pamor Greenback sebagai Safe Haven Terancam?

Di sisi lain, Menteri Keuangan Scott Bessent memperingatkan bahwa beberapa negara masih berpotensi menghadapi tarif yang jauh lebih tinggi pada tanggal 9 Juli, bahkan jika mereka bernegosiasi dengan itikad baik. Ia menambahkan bahwa setiap potensi perpanjangan akan sangat bergantung pada keputusan Presiden Trump.

Namun, ada juga sinyal positif. Bessent mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dan Tiongkok telah menyelesaikan masalah terkait pengiriman mineral tanah jarang dan magnet Tiongkok ke Amerika Serikat. Hal ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya di Jenewa pada bulan Mei.

“Kita sempat menerima berita positif dari Uni Eropa, dan ada potensi kesepakatan positif yang akan datang. Tetapi, kemudian kita melihat perubahan arah yang tiba-tiba dari Trump pada hari Jumat, terkait Kanada dan negara lainnya,” jelas Epstein.

Terakhir, Dolar juga mengalami penurunan tipis sebesar 0,28% menjadi 144,24 terhadap Yen Jepang. Mata uang Negeri Sakura ini diperkirakan akan mengakhiri bulan ini dengan posisi yang relatif stabil terhadap mata uang Asia lainnya.

Ringkasan

Dolar AS melemah terhadap Euro dan Franc Swiss akibat kekhawatiran investor terhadap potensi defisit anggaran Amerika Serikat yang membengkak dan ketidakpastian kesepakatan dagang. Senat sedang berupaya meloloskan RUU pemotongan pajak yang berpotensi menambah utang negara sebesar US$3,3 triliun, memicu kekhawatiran di pasar.

Euro menguat terhadap Dolar, sementara Franc Swiss juga mengalami penguatan. Meskipun ada sinyal positif terkait kesepakatan dagang dengan Tiongkok dalam hal pengiriman mineral tanah jarang, ketidakpastian seputar tarif dengan negara lain, termasuk Kanada, masih membayangi pasar dan membebani nilai Dolar.

You might also like