
MNCDUIT.COM , JAKARTA — Pasar saham Indonesia kembali dihantam aksi jual bersih atau net sell asing yang masif, dipicu oleh gejolak geopolitik di Timur Tengah yang terus memanas. Deretan saham unggulan, seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) hingga PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO), menjadi target utama pelepasan oleh investor asing.
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, pasar saham domestik mencatatkan net sell asing sebesar Rp3,27 triliun pada perdagangan terakhir pekan ini, Kamis (26/6/2025). Secara kumulatif dalam sepekan, total net sell asing bahkan mencapai angka fantastis Rp4,51 triliun. Kondisi ini memperparah posisi investor asing di pasar modal Tanah Air, dengan total net sell asing sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) 2025 yang kini telah menembus Rp53,21 triliun sejak perdagangan perdana.
: Dana Asing Rp6,12 Triliun Kabur dalam Sepekan, Alarm Merah IHSG?
Dalam periode sepekan terakhir, sejumlah saham papan atas tercatat paling banyak dilepas oleh investor asing. Saham BBCA memimpin daftar dengan nilai net sell asing mencapai Rp1,42 triliun. Disusul kemudian oleh saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang mengalami penjualan bersih asing sebesar Rp857 miliar. Saham bank jumbo lainnya, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), juga tak luput dari tekanan jual asing dengan nilai Rp407 miliar.
: IHSG Sepekan Ditutup Melemah, Nilai Transaksi Harian Turun 12,35%
Selain sektor perbankan, beberapa saham dari sektor lain juga mengalami tekanan serupa. PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) mencatatkan net sell asing sebesar Rp319 miliar, sementara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dilego asing dengan nilai bersih Rp226 miliar. Tak ketinggalan, saham ADRO juga mencatatkan net sell asing sebesar Rp211 miliar.
Pelarian modal asing dari pasar saham Indonesia ini sejalan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih lesu. IHSG tercatat melemah 0,14% dalam sepekan terakhir, ditutup pada level 6.897,4 pada perdagangan Kamis (26/6/2025).
: Cek Top Losers Sepekan, Ada IOTF hingga PTBA
Kelesuan pasar saham domestik ini tak lepas dari bayang-bayang sentimen global, terutama ketegangan yang terus meningkat di Timur Tengah. Pasar masih dihantui kekhawatiran bahwa konflik antara Iran dan Israel akan berdampak signifikan pada kinerja perekonomian global. “Investor cenderung melakukan perdagangan jangka pendek, di tengah kondisi ketidakpastian yang masih relatif tinggi,” ujar Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, dalam risetnya beberapa waktu lalu.
Senada, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, David Kurniawan, juga menyoroti dua sentimen kunci yang menjadi perhatian pasar pada pekan ini, yakni geopolitik dan energi. “Geopolitik antara Israel-Iran masih krusial. Jika konflik mereda, harga minyak akan turun dan saham konsumen terangkat. Sebaliknya, jika eskalasi meningkat, pasar energi akan naik dan sektor pertahanan akan mendapatkan keuntungan,” jelas David.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Pasar saham Indonesia kembali mencatatkan aksi jual bersih (net sell) asing yang masif, mencapai Rp4,51 triliun dalam sepekan terakhir dan total Rp53,21 triliun sepanjang tahun 2025. Kondisi ini dipicu oleh gejolak geopolitik yang memanas di Timur Tengah. Dampaknya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,14% sepekan, ditutup di level 6.897,4 pada Kamis (26/6/2025).
Saham-saham unggulan menjadi sasaran utama pelepasan oleh investor asing, dipimpin oleh BBCA dengan net sell Rp1,42 triliun. Saham bank seperti BBRI dan BMRI, serta saham lain seperti BRMS, ICBP, dan ADRO, juga mencatatkan tekanan jual signifikan. Pelarian modal asing ini sejalan dengan kekhawatiran terhadap dampak konflik Timur Tengah pada perekonomian global.